Festival Tunas Bahasa Ibu

Festival Tunas Bahasa Ibu

Setiap tahunnya Provinsi Jawa Barat mengadakan Festival Tunas Bahasa Ibu yang biasa disebut lomba Pasanggiri. Lomba ini khusus berbahasa Sunda dan ada beberapa mata lomba seperti Biantara, Maca Sajak, Borangan, Nulis Carpon, Tembang Pupuh, Maca Nulis Aksara Sunda, Ngadongeng.

Kami dari kota Cirebon, mengantar para Jawara untuk mengikuti lomba Tingkat Jawa Barat yang di Pangandaran. Selain mengantar para Jawara di sekolah yang saya pimpin ada satu siswa yang ikut lomba di sana, yaitu lomba ngadongeng.

Perjalanan Cirebon - Pangandaran cukup melelahkan apalagi sepanjang jalan yang kami lewati itu berkelok-kelok, Alhamdulillah para siswa yang ikut dalam bis terlihat enjoy sepanjang jalan. Kami berangkat dari Kota Cirebon itu pukul 14.00 sampai ke lokasi pukul 21.30, dan kami langsung makan malam di rumah makan D'Ketan.

Rasa lelah selama perjalanan terasa hilang karena mendengar deburan ombak, sambil makan malam di tepi pantai. Tempat yang sangat romantis bila datang bersama pasangan.

Setelah makan malam kami langsung menuju tempat penginapan yang langsung berhadapan dengan pantai, sepanjang malam deburan ombak terdengar jelas menemani istirahat kami.

Pukul 06.30 kami sudah berkumpul di restoran hotel, saya melihat para peserta lomba sudah siap dengan memakai batik yang di bagikan panitia Dinas Pendidikan Kota Cirebon.

Pukul 08.00 rombongan menuju ke tempat lomba diadakan yaitu di Hotel Indah Pangandaran, lantai 7 tempat pembukaan berlangsung. Bisa di bayangkan tempat pembukaan di penuhi para peserta se-Jawa Barat. Hanya peserta dan dua orang pendamping yang diperkenankan masuk.

Saya dan para pendamping yang tidak bisa masuk, menunggu di luar. Sepanjang mata memandang terlihat laut begitu luas, rasa rindu menggelayut di hati.

Setelah pembukaan para peserta lomba berpencar sesuai mata lomba masing-masing. Untuk mata lomba ngadongeng berada di lantai 8. Siswa saya mendapat urutan 23 putra dari 27 peserta. Yang tampil adalah peserta putri terlebih dahulu.

Radit siswa saya terlihat tidak nyaman menunggu lama, ada tiga kali dia muntah karena kecapean, dari pagi dan tampil setelah adzan magrib. Kami berusaha menjaga mood dia jangan sampai drop, karena membawa nama baik sekolah dan Kota Cirebon.

Ketika tampil, saya merasa deg-degan khawatir dia lupa, Alhamdulillah kekhawatiran saya tidak terbukti, Radit dengan lancar ngadongeng di depan para juri dan Bu Kadisdik kota Cirebon yang hadir dan sempat menyaksikan tampilan Radit siswa saya dari SDN Sadagori 1.

Sebenarnya saya sudah yakin melihat tampilan Radit dan reaksi para juri, dalam hati saya yakin Radit juara 3, tapi saya tidak mau mendahului yang Maha Kuasa dan tidak memberitau yang lain khawatir meleset dugaan saya.

Pengumuman pemenang diumumkan keesokan harinya ketika dari Tim SD sudah sampai Kota Cirebon. Saya melihat YouTube yang menayangkan pengumuman pemenang. Saya tambah yakin Radit juara meski bukan juara 1, Alhamdulillah dugaan saya tidak meleset, Radit Juara 3 Seperti dugaan saya.