Stadion Bima |
Berburu Kuliner di Stadion Bima
Setiap kota sudah dipastikan mempunyai stadion yang dibanggakan seperti Stadion Utama Gelora Bung Karno yang berlokasi di Jakarta Pusat, Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Stadion Palaran di Samarinda, Stadion Batakan di Balikpapan, Stadion Kanjuruhan di Malang, Stadion Utama Riau, Stadion Lukas Enembe di Jayapura, Stadion Jalak Harupat di Bandung dan banyak lagi stadion lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Begitupun dengan Kota Cirebon, Stadion Bima adalah Stadion kebanggaan warga Kota Cirebon.
SEJARAH SINGKAT STADION BIMA
Stadion Bima diresmikan pada tahun 1972 silam. Nama Stadion Bima diambil dari salah satu tokoh Pandawa Lima dalam dunia pewayangan.
Stadion Bima dibangun pertamakali oleh Pertamina dan berlokasi di perumahan Pertamina, memiliki kapasitas sekitar 15.000 penonton. Saat ini Kepemilikan Stadion Bima adalah Pemerintah Kota Cirebon. Luas keseluruhan Stadion Bima 161. 183 M2.
ANEKA KULINER DI STADION BIMA
Setiap hari Minggu pagi, Stadion Bima penuh oleh masyarakat Kota Cirebon baik yang benar-benar berolahraga, mencari kuliner dan tempat mencari nafkah. Karena Stadion Bima penuh dengan para pedagang atau istilahnya pasar kaget.
Penjual di Stadion Bima |
Masyarakat yang benar-benar ingin berolahraga biasanya memilih Minggu sore dan pagi hari selain Minggu untuk joging maupun lari.
Hari Minggu terutama di pagi hari, selain berolahraga, mata dimanjakan oleh berbagai kuliner di sana, dari aneka makanan tradisional, makanan Jepang dan Korea yang biasa ada di restoran tersedia di sana, begitupun dengan aneka minuman, dari air mineral, susu sapi, susu kedelai, lemon tea ada semua disana.
Biasanya setiap Minggu pagi penulis ke Stadion Bima untuk berburu Kuliner, karena kalau benar-benar olahraga Penulis memilih sore hari. Kebetulan jarak antara kediaman Penulis dengan Stadion Bima tidak terlalu jauh.
Bubur Ayam |
Sebelum joging biasanya Penulis membeli susu Kedelai Santa dengan harga satu plastiknya Rp. 5000., setelah tiga putaran Penulis joging, untuk sarapan menu Penulis bergantian, kadang Surabi Telur, Ketoprak, Nasi Jamblang, Gado-gado sayur, Nasi kuning dan makanan lainnya. Minggu ini Penulis memilih sarapan semangkuk Bubur Ayam Jakarta dilengkapi sate usus dan sate telur puyuh dengan minum segelas es teh manis. Harga semangkuk bubur ayam itu Rp. 11.000., sate usus dan sate telur puyuh itu masing-masingnya Rp. 2500.
Setelah perut terisi semangkuk Bubur Ayam Jakarta, Penulis membeli roti tawar untuk sarapan sebelum Penulis berangkat kerja, harga Roti Tawar Rp. 12.000,. Sambil berjalan arah pulang penulis melihat makanan khas yaitu Bandros atau Gonjing yang bahan bakunya itu campuran tepung beras dan kelapa, harga satuannya Rp. 1000., Penulis memberi 10 buah.
Martabak Mini |
Penulis melanjutkan langkah kaki dan terhenti di gerobak Cireng isi, penulis membeli 4 cireng dengan isi keju 2, ayam dan sosis dengan bumbu balado. Penulis berjalan arah pulang dan terhenti lagi di tempat kaos kaki harganya Rp. 5000., Penulis membeli tiga buah. Penulis kembali ke pedagang susu Kedelai dan membeli dua bungkus untuk dibawa ke rumah, terakhir Penulis membeli Martabat mini dengan rasa Oreo dan keju susu masing-masing harga Rp. 2000., Penulis membeli empat buah dengan dua rasa.
Itulah perburuan Penulis mencari kuliner di Stadion Bima. Bagaimana dengan Minggu pagi para sahabatku?
ADSN1919
@ Apriani1919.com, All rights reserved.
Terima kasih untuk ulasannya. Bermanfaat🤝
BalasHapusSama2 makasih sudah mampir juga ya 😁
Hapus