Pxhere.com |
Arka terbangun gelagapan, nyawanya belum terkumpul sepenuhnya, tatkala Nur istrinya berteriak di belakang rumah dan berlari ke kamarnya.
"Mas! Masssss! celana dalam Nur yang warna hitam hilang dijemuran!"
"Ada apa sayang, ngagetin orang yang lagi tidur, apa yang hilang? Ikan di meja? Ah paling dimakan kucing garong"
"Bukan mas, bangun dulu ih, celana dalam Nur yang hilang, warna hitam itu mas, yang dipakai waktu malam pertama"
Nur menangis sesenggukan karena yang hilang adalah celana dalam kesayangannya, celana yang baru tiga kali dipakai, sekarang hilang. Padahal di jemuran ada beberapa celana dalamnya dan celana dalam suaminya. Selain celana dalam yang berwarna hitam ada 4 celana dalamnya yang dijemur, warna ungu 2 dan warna abu-abu 1, celana dalam itu masih baru. Kalau saja bukan celana dalam kesayangannya Nur tidak akan sesedih ini.
"Sudahlah sayang, nanti mas belikan lagi celana dalam warna hitam satu lusin ya, sudah ah jangan merengut" Arka berusaha membujuk Nur istrinya yang baru dia nikahi satu tahun lalu.
"Bukan masalah itu mas, deuuuh mas ga ngerti, celana dalam yang hilang itu penuh kenangan, kenapa bukan yang baru yang dicuri, yang 3 itu belum dipakai, baru kemarin kita beli itu mas"
---
Setelah satu bulan tragedi celana dalam Nur hilang dan dia sudah mengikhlaskan dan berpikir mungkin terbawa angin atau jatuh atau dibawa pemulung atau entah apalagi.
Nur diingatkan lagi tentang celana dalam kesayangannya, karena tetangga sebelah yang bernama Anggraeni kehilangan celana dalamnya juga, ga tanggung-tanggung lima celana dalam yang hilang, dan itu celana dalam yang sudah dipakai semua malah warnanyapun sudah memudar.
Lama-lama kampung Suka Damai tempat Nur dan Arka tinggal itu heboh. Hampir tiap hari banyak celana dalam perempuan yang hilang di jemuran. Anehnya yang dipilih maling itu celana dalam yang sudah usang, dan dicuri malam hari ketika jemuran belum diangkat karena belum kering. Memang sedang musim hujan, jadi banyak jemuran yang tidak kering.
Karena sudah ramai dan ketua RT tidak bertindak apa-apa mesti warga banyak yang mengadu, akhirnya masalah ini diambil alih oleh RW.
Banyak yang bersaksi, sebelum ramai celana dalam hilang, selalu ada warga yang melihat pocong berkeliaran dan RT juga membetulkan serta mengumumkan pada warganya untuk tidak keluar rumah ketika malam hari.
Setelah adzan magrib bisa dipastikan kampung Suka Damai seperti tak berpenghuni dan tidak ada kehidupan. Sepi, senyap dan hening.
Setelah isu pocong beredar dan celana dalam banyak yang hilang, warga kampung menganggap biasa, karena dilarang RT untuk melapor ke RW. Laporan yang dulu ke RW dianggap selesai begitu saja.
Warga lain bisa diam, tapi tidak dengan Arka, lelaki muda yang penuh penasaran. Karena ia kesal dalam satu minggu ini, celana dalam istrinya ada tiga kali hilang. Diam-diam ia bersama Abdul suami Anggraeni menyusun siasat, karena yang lain tidak mau ikut serta dan masa bodoh, takut dengan pak Mamat si bapak RT.
Malam Jumat, Abdul dan Anggraeni berkumpul di rumah Arka dan Nur. Menyusun siasat untuk menangkap pocong pencuri celana dalam. Nur sengaja menjemur celana dalam dan tidak mengangkatnya sebagai pancingan untuk pencuri. Pukul 22.00 lampu dimatikan semua, kecuali lampu luar dan kamar. Mereka berkumpul di ruang belakang dekat dapur karena dari ruang itu tempat jemuran terlihat jelas.
Rasa kantuk menyergap Nur, tapi ia bertahan dan dipaksakan untuk tidak tidur karena ia melihat Arka suaminya, Abdul dan Anggraeni sudah tertidur. Waktu terasa lambat sampai tengah malam, tamu tak diundang belum muncul. Menjelang subuh Nur hampir menjerit, melihat sosok putih mengendap-endap mendekati jemuran, ia mencubit suaminya, Arka terbangun merasakan paha kanan sakit dicubit Nur. Nur memberi kode nunjuk keluar dengan mata sedikit panik, Arka langsung paham dan membangunkan Abdul.
Mereka berdua mengendap-endap ke pintu dapur. Mereka buka perlahan-lahan pintu dapur dan melihat sesosok putih dengan ikatan diatas kepala sedang memilih-milih celana dalam Nur.
Arka dan Abdul memberanikan diri, setelah yakin bahwa yang mencuri itu bukan pocong betulan tapi maling yang menyamar jadi pocong. Mereka berdua dengan hati-hati membuka pintu dapur dan keluar. Arka dan Abdul membawa sarung yang dibentangkan, dari belakang mereka menutup kepala pocong dengan sarung sambil berteriak "maling...maling"
Didalam rumah Nur dan Anggraeni berteriak dengan sangat kencang, subuh itu banyak warga yang berkumpul di rumah Arka. Sang pocong mukanya masih tertutup sarung karena Arka menunggu Pak Mamat selaku RT. Ditelpon tidak diangkat, hampir 30 menit mereka menunggu sampai warga yang menyusul ke rumahnya kembali lagi dan mengatakan pak RT tidak ada, karena pak Mamat setelah bercerai dengan istrinya tinggal sendirian di rumah itu.
Atas kesepakatan bersama sarung yang menutup muka pocong mereka buka, semua warga yang hadir di rumah Arka kaget ketika melihat pak Mamat tertunduk lesu.
ADSN1919
Tayang di Secangkir kopi bersama
secangkirkopibersama.com
Posting Komentar untuk "Pocong Pencuri CD"
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.