Mendamba Ketiadaan
Aku selalu mengadu pada Tuhan, bertanya antrianku nomor berapa, kala melihat orang-orang disekelilingku sudah sampai pada antriannya, mereka tersenyum melambaikan tangan, meninggalkan dunia yang penuh kepalsuan.
Terkadang aku meminta pada Tuhan agar antrianku dipercepat, karena aku tak mau menyakiti lebih lama orang-orang disekitarku. Baik sikap, kata bahkan tulisan recehan yang aku gores.
Biarlah aku mengalah dengan rembulan masih utuh dalam peluk. Untuk apa hidup Jika hanya menambah luka untuk sekitar. Bila ketiadaanku diharapkan, aku akan menghadap Tuhan dengan tersenyum, karena aku dapat merasakan cinta yang sebenarnya cinta.
ADSN1919
Semoga bukan sebuah keputusasaan...
BalasHapus