Suar.grid.id |
Hari ini aku sangat bahagia, bisa menikah dengan lelaki tampan rebutan para wanita. Mas Bena, lelaki yang baru menikahiku ini adalah seorang pengusaha muda di bidang properti. Sedang aku, adalah seorang model yang cukup terkenal di kotaku. Pernikahanku diliput televisi, karena ayah mas Bena adalah seorang pengusaha besar dan cukup berpengaruh di negeri ini.
Tabloid ibu kota beramai-ramai mewawancarai kami. Aku harus terlihat sempurna didepan kamera, biar panas perempuan-perempuan yang berusaha mencari perhatian mas Bena selama ini, para mantan suamiku banyak yang patah hati.
Dukun-dukun mereka tidak mempan, mantra-mantra bagai sebuah senandung yang lenyap ditelan bumi. Aahhhh dunia serasa berada dalam genggamanku. Saat ini, aku adalah pemeran utama di dalam cerita ini.
Mertuaku memberi hadiah bulan madu keliling Eropa selama 1 bulan. Siapa yang tidak senang? Aku bagikan rasa bahagia ini ke para wartawan dan teman-temanku, bisa dipastikan mereka berdecak kagum.
Hahaha, aku merasa melayang melihat sanjungan mereka. Gayatri, seorang model biasa yang selama ini hanya terkenal di dalam kota saja, saat ini sedang diburu para wartawan.
Oh iya, semenjak berpacaran dengan mas Bena, tawaran para desainer terkenal di negeri ini bertubi-tubi datang padaku. Aku bisa kalahkan kesombongan para seniorku.
---
Kunikmati hidup dalam kemewahan, dilayani 10 orang ART, 1 supir dan 1 bodyguard. Mereka menjagaku 24 jam.
Meski aku tau, keluarga mas Bena banyak musuhnya tapi aku tidak peduli. Pun ketika mertuaku keberatan kami berangkat hanya berdua saja ke benua Eropa dalam jangka waktu yang lama, aku tidak peduli sebab aku ingin berbulan madu hanya berduaan saja dengan mas Bena dan ternyata mas Bena pun berpikiran yang sama.
Perjalanan kami sangat menyenangkan, inilah yang disebut surga dunia. Tuhan, kami sangat bahagia.
Sampai akhirnya perjalanan kami terhenti. Villa tempat kami menginap, ditembaki orang tak dikenal. Dan selanjutnya aku tidak tau lagi dengan apa yang telah terjadi.
---
Pagi ini aku bangun dengan sangat bahagia, melihat suamiku sangat puas dengan sajianku malam tadi. Tadi malam kami bergumul hebat, seolah ini adalah pergumulan kami yang terakhir.
Puas menatap wajahnya, kubangunkan Mas Bena, ia masih tertidur pulas. Meski aku terus memanggil dan mengguncang-guncang tubuhnya, tapi ia tetap tidak terjaga dari tidurnya.
Heiiii, kenapa mata suamiku bengkak, seperti orang yang telah berhari-hari menangis karena duka.
Kenapa badannya lebih kurus dari biasa? Dan di atas bibirnya juga telah ditumbuhi bulu-bulu kasar, padahal biasanya ia tidak suka dengan bulu yang tumbuh diwajahnya. Kenapa sekarang dibiarkan?
Ada apa ini?
Tiba-tiba pintu kamar tebuka, aku kaget melihat ibu mertuaku ada di Villa ini dan menghampiri Mas Bena. Kusapa wanita paruh baya yang telah menjadi mertuaku ini tapi kulihat Ia hanya diam dan sepertinya tidak memperdulikan keberadaanku di tempat ini.
Apa yang sebenarnya tengah terjadi?
Kulihat usapan lembut tangan wanita paruh baya itu, membangunkan Mas Bena yang sedari tadi masih tertidur pulas di sampingku ini.
Aneh sekali, tiba-tiba Mas Bena terbangun dan menangis, kulihat mereka berpelukan tanpa menghiraukan keadaanku di tempat ini yang sedari tadi berusaha menyapa mereka berdua di kamar kami.
Seperti biasa, ketika Mas Bena sedang mandi aku selalu menyiapkan bajunya, kemeja hitam dan celana coklat muda kesukaannya kutaruh di sebelah kaos dalam putih dan celana dalam warna putih kesukaannya.
Aneh sekali hari ini. Biasanya Mas Bena selalu memakai pakaian yang telah aku siapkan di atas ranjang. Tapi kenapa pagi ini, ia malah memilih sendiri pakaiannya?
Setelah selesai berpakaian, Mas Bena keluar kamar tanpa mengajakku. Aku mengikutinya sambil ngomel-ngomel sendirian di belakangnya.
Apa yang sebenarnya telah terjadi? Kenapa pagi ini Mas Bena sarapan sendirian tanpa ada basa basi seperti biasanya, padahal sedari tadi aku berdiri di dekatnya.
Kulihat Ia makan sendirian dengan malas-malasan dan lebih banyak melamun seperti tak menghiraukan keberadaanku di dekatnya sedari tadi.
Setelah makan, Mas Bena beranjak ke ruang keluarga, walau Mas Bena kulihat mengabaikanku sedari tadi, tapi aku tetap duduk disebelahnya.
Kulihat Ia menyalakan televisi, sepertinya Mas Bena sedang tidak fokus, ia pilih acak acara yang ditontonnya dan ia terhenti disebuah berita siang.
Pembaca berita memberitakan sebuah berita duka. Aku kurang memperhatikan berita di televisi karena kaget melihat Mas Bena menangis histeris sambil memanggil namaku berulang kali.
Aku masih kurang percaya saat melihat fotoku muncul dilayar kaca dengan tubuh berlumuran darah, aku bisa melihat dengan jelas bahwa tubuh wanita yang berlumuran darah itu adalah tubuh Gayatri, nama perempuan yang sedari tadi di sebut-sebut Mas Bena sambil menangis sesegukan di depan layar televisi.
Mas, ini aku Gayatri dan aku masih disini.
ADSN1919
Tayang di SKB dan Kompasiana
Posting Komentar untuk "Mas Bena, Aku masih di Sini"
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.