Kenangan Waktu Kecil Kami Satu Mobil dengan Dua karung Durian dan Sekarung Rambutan
Bila ditanya Idul Fitri yang paling berkesan selama hidup? saya pasti akan menjawab masa kecil adalah masa yang paling membahagiakan, banyak kenangan indah bersama orangtua, kakak dan adik. Di masa saya belum mengetahui sulitnya menjadi orang dewasa.
Pengalaman paling berkesan, di saat saya masih tinggal di Cariu tahun 1984 sampai 1988, kami mudik setiap hari H, setelah shalat Idul Fitri kami mudik dengan memakai Mobil Dinas Camat, yaitu Mobil Colt warna Orange dan tidak ber-AC. Bisa dibayangkan kami berdelapan, harus berbagi tempat dengan barang bawaan, berupa koper-koper baju, satu karung Durian dan satu karung Rambutan.
Masyarakat Cariu, mata pencahariannya kebanyakan berkebun dan petani, mereka sebagai tanda syukur sering memberi hasil panen ke bapak dan tidak mau dibayar, bapak biasanya membagikan kembali pemberian mereka, pada pegawai Kacamatan. Buah Kecapi, Durian, Rambutan, Petai, Duku, Lobi-lobi dan masih banyak lagi yang lain, yang sering mereka kirim ke rumah.
Ketika Idul Fitri, bapak dapat kiriman berkarung-karung Durian dan Rambutan, jadi otomatis kiriman itu bapak bawa ke Bandung berjejalan dengan kami, apalagi waktu itu belum ada tol Cipularang, otomatis kami lewat jalur puncak yang pasti macet dan buka tutup jalan, lebih parahnya lagi di tengah perjalanan hujan lebat. Kaca mobil ditutup, tidak ber-AC dan di dalam mobil bau Durian sangat menyengat. Belum lagi banyak semut yang keluar dari karung Rambutan mungkin karena udara di mobil terasa panas, jadi mereka keluar mencari udara segar, hehehe.
Selama perjalanan saya muntah-muntah saking pusingnya, ternyata bukan saya saja yang mabok darat tapi adik dan kakak angkat saya juga mengalami hal yang sama. Para pembaca saya harap jangan ikut membayangkan bagaimana aroma di mobil saat itu, pokoknya mantap.
Perjalanan Cariu - Bandung bisa mencapai 5 sampai 6 jam lamanya, ini bila perjalanan lancar kalau macet bisa lebih lama lagi. Di Bandung, buah Durian dan Rambutan bapak bagi-bagi pada para kerabat. Saya melihat bapak bahagia melihat buah tangannya habis mereka lahap. Perjuangan kami membawa buah tangan tidak ada apa-apanya melihat mereka bahagia.
Itulah pengalaman Idul Fitri yang tidak akan pernah saya lupakan
ADSN1919
Catatan: Tayang pertama di Kompasiana
Posting Komentar untuk "Kenangan Waktu Kecil Setiap Idul Fitri Menonton Dono Kasino Indro"
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.