Aku, Hujan dan Anaphalis Javanica


Aku, Hujan, dan Anaphalis Javanica
Dok: yourquote.in
Ketika hujan tercurah dari langit, saat itu aku paham, Tuhan ingin sembunyikan genangan di mataku.

Dulu, aku ingin seperti kelopak  mawar, bunga berwarna merah darah terlihat segar dan menggoda ketika sedang mekar,  tapi sayang, hujan telah menggugurkan kelopaknya satu persatu. Ah dia hancur dan tak sedap dipandang mata.

Lalu, aku membayangkan diri seperti bunga melati, putih, bersih dan nampak  anggun mewangi, tapi sayang hujan juga telah membuatnya luluh tak berbentuk, layu. Ah ternyata melatipun tak kekal.

Untuk kesekian kalinya Tuhan kirimkan hujan, untuk menyembunyikan derasnya air yang mengalir deras di kedua pipiku.

Tuhan begitu sayang padaku, disaat kepedihan terasa menusuk hati. Engkau kirimkan angin  membawa  bunga Anaphalis Javanica.

Biarpun Anaphalis Javanica  tak secantik bunga mawar dan tak seanggun bunga melati.

Tapi bunga Anaphalis Javanica kirimanmu tak kalah oleh hujan, tak gentar oleh hembusan  angin topan, tetap tegar abadi selamanya.

Di antara derasnya air hujan. Di hadapan Tuhanku. Saat ini aku hanya ingin menjadi Anaphalis Javanica. Bunga abadi kirimanmu.

Sebab, aku ingin abadi bersamamu.

Adsn1919
Apriani1919
Apriani1919 Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam karena itu membuat aku tiada secara perlahan

Posting Komentar untuk "Aku, Hujan dan Anaphalis Javanica"

DomaiNesia
Template Blogger Terbaik Rekomendasi